Pala
Morfologi Tanaman : Tanaman berbentuk pohon yang tingginya mencapai 20 m, diameter batang 30- 45 cm. Batang bulat tegak dan bergetah merah muda. Daun tunggal, lonjong panjang 8-10 cm, permukaan daun hijau mengilap. Bunga majemuk berbentuk malai di ketiak daun, berwarna kuning. Buah bulat bundar menggantung, terbagi memanjang menjadi dua alur. Daging buah tebal, keras, banyak getah encer dan sepat, biji hitam kecokelatan, melonjong beraril kuning hingga merah.
Daftar Isi
Nama Ilmiah
Myristica fragrans Houtt nutmeg.
Nama Daerah
Pala (Sunda, Jawa); palo (Minangkabau).
Bagian yang Dimanfaatkan & Kandungan
Bagian yang dimanfaatkan adalah buah dan getah buah. Kulit dan daging buah pala mengandung minyak asiri dan zat samak, sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat samak, dan zat pati. Biji mengandung minyak asiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena, dan asam oleanolat.
Pemanfaatan
Penyakit yang bisa diobati adalah kejang, kembung, sariawan, dan sebagai penenang.
Cara Penggunaan
1. Campur 5-15g serbuk pala ke dalam segelas Susu maupun jus apel kemudian minum untuk memudahkan tidur dan menenangkan diri.
2. Makan langsung manisan buah pala atau minum siropnya untuk meningkatkan stamina.
Info Lain
Pala dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak dengan wangi pala yang menyenangkan. Pala irian dipakai sebagai obat pencahar, sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat mencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang pala) dipakai pada berbagai campuran jamu.
Getah segar yang berwarna kehijau- hijauan dari buahnya (beserta air) dipakai sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun pala berguna untuk mengobati encok.
Kontraindikasi
Penderita penyakit ginjal, sebaiknya konsumsi pala tidak lebih dari 15 g sehari. Dalam dosis rendah, pala tidak menghasilkan respon fisiologis atau neurologis yang nyata, tetapi dosis besar menyebabkan gejala dan bahaya. Pala berisi myristicin, inhibitor oksidase monoamina lemah.
Keracunan myristicin dapat menyebabkan kejang-kejang, jantung berdebar, mual, akhirnya dehidrasi, dan nyeri tubuh umum. Hal ini juga dikenal sebagai deliriant kuat. Keracunan myristicin yang fatal pada manusia sangat jarang terjadi, tetapi telah dilaporkan sebanyak dua kasus, yang terjadi seorang anak berusia delapan tahun dan orang dewasa berusia 55 tahun, kasus yang terakhir disebabkan akibat kombinasi dengan flunitrazepam.
Sebaiknya tidak mengonsumsi dengan dosis yang berlebihan sebelum berkonsultasi dengan herbalis atau dokter.