Paku Simpai
Morfologi Tanaman : Tumbuhan paku-pakuan, melata sampai tegak, tinggi sampai 5o cm, diameter batang sampai 30 cm, bagian muda pada pucuk ditutupi bulu-bulu mengilap kuning-cokelat keemasan dengan panjang sampai lebih dari 4 cm, tumbuhan muda seluruhnya berbulu lembut. Daun bertangkai kokoh, berwarna ungu-kehitaman-kecokelatan, pangkal berbulu, helaian majemuk bersirip ganda, membundar telur sampai menjorong, bagian bawah pucat hijau kebiruan, bagian atas hijau gelap, bagian bawah urat-urat daun pucat, bulu-bulu kusut, lembut, merapat, rakis cokelat, ditutupi bulu-bulu lebat pucat sampai warna karat.
Daftar Isi
Nama Ilmiah
Cibotium barometz (L) JSm golden chicken fern, woolly fern.
Nama Daerah
Penawar jambi, bulu jambe (Jambi), pakis simpei, poong simpei, pakis kijang, kapuk kijang (Sumatera Barat), tenggiang emas (Sumatera Utara).
Bagian yang Dimanfaatkan & Kandungan
Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang dan sisik di pangkal batang Kandungannya adalah alkaloid, essential oil, vitamin E, aspidinol, kanji, dan tanin.
Pemanfaatan
Penyakit yang bisa diobati adalah menghentikan pendarahan dan rematik.
Cara Penggunaan
1. Sisik berwarna keemasan dari rimpang sebagai obat penahan darah untuk menghentikan pendarahan.
2. Rebus rimpang dengan air atau rendam dalam anggur kemudian minum untuk mengatasi rematik dan kelumpuhan.
Info Lain
Manfaat tumbuhan ini sebagai obat telah dikenal sejak lama. Rambut yang menutupi tangkai daun dan pucuk tumbuhnya diperdagangkan sebagai obat rematik, pendarahan, dan beberapa khasiat lain. Dalam pengobatan Tiongkok dikenal sebagai gou ji.
Dari Indonesia, tumbuhan ini sekarang mulai dibatasi perdagangan ekspor ke Prancis dan Jerman karena populasinya semakin rendah. Tekanan terhadap populasi paku ini juga meningkat setelah dipopulerkan sebagai pakis monyet atau pakis bulu emas, padahal yang diperdagangkan adalah titik tumbuh yang tidak mungkin hidup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Cibotium barometz mungkin berpotensi menjadi obat alternatif untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada postmenopause.
Kontraindikasi
Secara umum tidak ada efek samping atau interaksi obat yang terkait dengan meminum ekstrak Cibotium dalam bentuk teh. Namun, penderita yang mengalami dehidrasi atau memiliki gangguan mulut kering, urin yang berwarna kuning/cokelat/gelap, atau ada mengalami rasa pahit di mulut sebaiknya tidak mengonsumsi teh jenis ini. Sebaiknya tidak mengonsumsi dengan dosis yang berlebihan sebelum berkonsultasi dengan herbalis atau dokter.